Minggu, 03 Juli 2011

Kehidupan seorang mahasiswa ilmu komputer

Sabtu 15 November 2008, sebuah nada dering berbunyi menandakan adanya sebuah sms yang masuk ke handphone saya. Selang beberapa detik kemudian, terkuak misteri isi dari sms itu. Isinya kurang lebih berbunyi : “Ber, gw ko’ gak bisa buka Friendster?? Lagi error ya??”. Saya yang memang saat itu sedang terhubung ke dunia cyber segera menuju TKPdan memang ternyata yang terbuka adalah pesan bahwa sedang ada acara maintenance di situs itu. Dengan niat mulia yaitu turut mencerdaskan anak bangsa saya pun memberitahukan hal tersebut kepadanya. Beberapa menit kemudian nada dering sms berbunyi kembali, rupanya Dia Yang Saya Belum Minta Izin Untuk Menyebutkan Namanya (selanjutnya disebut DYSBMIUMN) kembali bertanya, “Sampai kapan bisa dibuka lagi Ber??”
Yup, ilustrasi diatas sengaja saya jadikan pembuka pada postingan kali ini yang masih tetap dengan kategori santai seperti postingan sebelumnya. Bagi sebagian orang pertanyaan yang diajukan oleh DYSBMIUMN adalah sebuah hal yang wajar, dan itu memang benar. Namun satu hal yang sebenarnya ingin saya tanyakan ke DYSBMIUMN adalah “Kenapa dari sekian banyaknya orang yang dia kenal, saya yang ditanya seperti itu??”. Sayangnya tidak jadi saya tanyakan karena itu membutuhkan pulsa saya sudah bisa menebak jawaban dia yang tak lain dan tak bukan adalah karena saya orang yang mengambil Program Studi Ilmu Komputer, atau kalaupun salah paling tidak ada hubungannya dengan itu lah. hehe…
Di waktu dan tempat yang berbeda, Salah Seorang Teman Saya Yang Lain (selanjutnya disebut SSTSYL) pernah mengeluhkan monitor komputernya yang bermasalah karena setiap warna tampilan yang dihasilkannya tampak tidak normal. Alhasil, SSTSYL berinisiatif mengirim sms ke saya dan bertanya apa yang harus dia lakukan terhadap monitornya itu??
Seperti halnya dengan kasus DYSBMIUMN, kasus SSTSYL barusan pun dapat menimbulkan pertanyaan yang sama, yaitu “Kenapa dari sekian banyaknya orang yang dia kenal, saya yang dia pilih untuk ditanyai seperti itu??”. Dan tentunya jawabannya pun akan sama, yaitu karena saya orang yang mengambil Program Studi Ilmu Komputer.
Yah, beginilah nasib mahasiswa ilmu komputer dianggap yang paling mengerti segalanya tentang komputer oleh teman-teman sekitar. Mungkin 2 kasus di atas hanya sebagian kecil dari banyaknya kasus yang menimpa para mahasiswa ilmu komputer. Tapi ya memang kurangnya kepahaman akan suatu hal benar-benar mengerikan. Pada kasus pertama misalnya, sebenarnya sih saya ingin menjawab pertanyaannya dengan “Mana saya tahu, memangnya saya staff friendster??”, atau dengan jawaban “Saya belum berniat untuk membuka servis monitor” pada kasus ke dua. Tapi sepertinya memilih untuk diam terdengar lebih bijak. Hehehe..
Hmmm….saya tidak menyalahkan mereka yang bertanya hal-hal seperti itu, walaupun sebenarnya lebih memilih untuk tidak ditanya seperti itu. Hehehe… Permasalahannya kenapa mereka menganggap bahwa bertanya kepada mahasiswa ilmu komputer adalah hal yang paling tepat dengan asumsi “kami” pasti bisa menjawab pertanyaannya itu. Tapi kalo dipikir-pikir friendster memang cuma bisa dinikmati jika kita telah memiliki koneksi ke internet dan umumnya dengan komputer, dan monitor pun adalah sesuatu yang akrab dengan komputer.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar